Tahukah kamu? Islam sebagai agama rahmatan lil
'alamin begitu mengistimewakan seorang wanita. Begitu banyak perhatian yang
diberikan kepadanya. Tak jarang kita sebagai muslimah berbondong-bondong
menjadi yang terbaik diantara yang terbaik.
Nyatanya persoalan tentang wanita menjadi bahan
perbincangan yang menarik untuk digali lebih jauh. Berkaitan dengan hal
tersebut, di penghujung tahun 2021 bidang IMMawati PK IMM FEB UHAMKA mengadakan
kajian dengan mengangkat tema “Proud To Be a Muslimah”. Kajian ini dilaksanakan
pada hari Jum’at, 24 Desember 2021 yang bertujuan untuk Meningkatkan pemahaman
terhadap identitas diri sebagai seorang muslimah.
Kajian
yang diselenggarakan Bidang Immawati PK IMM FEB UHAMKA mengundang Immawati Eka
Fitriany Putri Adhitiah yang merupakan Ketua Umum Korps IMMawati periode
2019-2020.
Dalam
penyampaiannya, Immawati Eka menyebutkan bahwa perempuan dalam konteks psikis atau gender didefinisikan
sebagai sifat yang melekat pada seseorang untuk menjadi feminim.
Sedangkan perempuan dalam pengertian fisik merupakan salah satu jenis
kelamin yang ditandai oleh alat reproduksi berupa rahim, sel telur dan
payudara sehingga perempuan dapat hamil, melahirkan dan menyusui.
“jika menengok
zaman sebelum kehadiran islam, di Yunani perempuan dari kalangan rendah
diperlakukan seolah properti yang bisa dijual belikan di pasar.
Lain halnya dengan Romawi, perempuan berada dalam kekuasaan ayahnya dan
ketika sudah menikah maka kekuasaannya pun jatuh ke tangan suaminya
secara mutlak. Ajaran agama Yahudi menganggap perempuan seperti
barang warisan yang dapat diwariskan kepada keluarganya jika
suaminya telah meninggal. Mereka menempatkan martabat perempuan
sebagai pelayan (budak), sehingga ayahnya berhak untuk menjualnya.
Sedangkan dalam Ajaran agama Nasrani Bahkan lebih kejam lagi, dimana
mereka memandang perempuan sebagai pangkal dari segala kejahatan,
kesalahan dan dosa,hal ini bersumber dari pengetahuan mereka tentang
sejarah diusirnya nabi Adam A.S dari surga.
Wanita memiliki
kedudukan yang mulia dalam islam. Beberapa diantaranya disebutkan dalam
al-qur’an, beberapa diantaranya yaitu dalam surat An-Nahl ayat 97, At-Taubah ayat 71 dan Annisa ayat
124.
Immawati
Eka menyadari bahwa tidak sedikit
orang mempunyai kepercayaan dan keyakinan bahwa seorang wanita tidak perlu
berpendidikan tinggi karena ujungnya hanya menjadi ibu rumah tangga atau biasa
dikenal dengan istilah kasur,sumur, dapur. Bahkan ada yang meyakini bahwa
wanita berpendidikan akan menghalangi datangnya jodoh karena rasa minder yang
dimiliki oleh laki-laki tersebut.
“Kalau kita bicara
lebih dasar Kembali pada al-quran tidak ada larangan perempuan untuk menuntut
ilmu dan berpendidikan yang tinggi, bahkan kita dituntut untuk menuntut ilmu.
Justru islam mendorong kita untuk menjadi pribadi yang berilmu bahkan allah
mengangkat seorang yang mempunyai ilmu dan takwa. Jadi kita punya kewajiban
untuk jadi pribadi yang berilmu. Allah lebih mengarahkan kita sebagai muslim
yang cerdas dengan cara menuntut ilmu dan berpendidikan setinggi mungkin,
dengan harapan keilmuan yang kita miliki bisa menjadi seorang pribadi yang bisa
membawa kemaslahatan bukan bagi dirinya tetapi bagi orang banyak. Kita tidak
perlu menurunkan standar untuk dapat laki-laki yang minder. Justru kita terus
meningkatkan kualitas diri kita, sehingga nanti akan mendapatkan laki-laki yang
sama dan mengerti bahwa perempuan juga punya kecerdasan dengan cara itu mungkin
kita mendapatkan hidup jauh lebih baik. Karena kita punya kemampuan untuk
menghargai”. Pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar