Menyelami Identitas wanita melalui kajian "Proud To Be a Muslimah" - PK IMM FEB UHAMKA

Breaking

Jumat, 07 Januari 2022

Menyelami Identitas wanita melalui kajian "Proud To Be a Muslimah"

 


Tahukah kamu? Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin begitu mengistimewakan seorang wanita. Begitu banyak perhatian yang diberikan kepadanya. Tak jarang kita sebagai muslimah berbondong-bondong menjadi yang terbaik diantara yang terbaik.


Nyatanya persoalan tentang wanita menjadi bahan perbincangan yang menarik untuk digali lebih jauh. Berkaitan dengan hal tersebut, di penghujung tahun 2021 bidang IMMawati PK IMM FEB UHAMKA mengadakan kajian dengan mengangkat tema “Proud To Be a Muslimah”. Kajian ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 24 Desember 2021 yang bertujuan untuk Meningkatkan pemahaman terhadap identitas diri sebagai seorang muslimah.


Kajian yang diselenggarakan Bidang Immawati PK IMM FEB UHAMKA mengundang Immawati Eka Fitriany Putri Adhitiah yang merupakan Ketua Umum Korps IMMawati periode 2019-2020.

Dalam penyampaiannya, Immawati Eka menyebutkan bahwa perempuan dalam konteks psikis atau gender didefinisikan sebagai sifat yang  melekat pada seseorang untuk menjadi feminim. Sedangkan perempuan dalam  pengertian fisik merupakan salah satu jenis kelamin yang ditandai oleh alat  reproduksi berupa rahim, sel telur dan payudara sehingga perempuan dapat  hamil, melahirkan dan menyusui.


“jika menengok zaman sebelum kehadiran islam, di Yunani perempuan dari kalangan rendah  diperlakukan seolah properti  yang bisa dijual belikan di  pasar. Lain halnya dengan Romawi, perempuan berada dalam  kekuasaan ayahnya dan ketika sudah menikah maka  kekuasaannya pun jatuh ke  tangan suaminya secara  mutlak. Ajaran agama Yahudi menganggap  perempuan seperti barang warisan yang  dapat diwariskan kepada keluarganya  jika suaminya telah meninggal. Mereka  menempatkan martabat perempuan  sebagai pelayan (budak), sehingga  ayahnya berhak untuk menjualnya. Sedangkan dalam Ajaran agama Nasrani Bahkan lebih kejam lagi, dimana  mereka memandang perempuan sebagai  pangkal dari segala kejahatan, kesalahan dan  dosa,hal ini bersumber dari pengetahuan  mereka tentang sejarah diusirnya nabi Adam A.S dari surga.


Wanita memiliki kedudukan yang mulia dalam islam. Beberapa diantaranya disebutkan dalam al-qur’an, beberapa diantaranya yaitu dalam surat An-Nahl ayat 97, At-Taubah ayat 71 dan Annisa ayat 124.


Immawati Eka menyadari bahwa tidak sedikit orang mempunyai kepercayaan dan keyakinan bahwa seorang wanita tidak perlu berpendidikan tinggi karena ujungnya hanya menjadi ibu rumah tangga atau biasa dikenal dengan istilah kasur,sumur, dapur. Bahkan ada yang meyakini bahwa wanita berpendidikan akan menghalangi datangnya jodoh karena rasa minder yang dimiliki oleh laki-laki tersebut.


“Kalau kita bicara lebih dasar Kembali pada al-quran tidak ada larangan perempuan untuk menuntut ilmu dan berpendidikan yang tinggi, bahkan kita dituntut untuk menuntut ilmu. Justru islam mendorong kita untuk menjadi pribadi yang berilmu bahkan allah mengangkat seorang yang mempunyai ilmu dan takwa. Jadi kita punya kewajiban untuk jadi pribadi yang berilmu. Allah lebih mengarahkan kita sebagai muslim yang cerdas dengan cara menuntut ilmu dan berpendidikan setinggi mungkin, dengan harapan keilmuan yang kita miliki bisa menjadi seorang pribadi yang bisa membawa kemaslahatan bukan bagi dirinya tetapi bagi orang banyak. Kita tidak perlu menurunkan standar untuk dapat laki-laki yang minder. Justru kita terus meningkatkan kualitas diri kita, sehingga nanti akan mendapatkan laki-laki yang sama dan mengerti bahwa perempuan juga punya kecerdasan dengan cara itu mungkin kita mendapatkan hidup jauh  lebih baik. Karena kita punya kemampuan untuk menghargai”. Pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar